Ilustrasi Cinta Design Tuhan 4 (Cinta dibalik kesabaran Kakak)

Kak mau main apa hari ini, ungkapan  dari seorang adik kepada debby di pagi hari dimana aktifitas tidak lagi dalam kesibukan belajar karena hari ini adalah hari minggu dimana semua teman-teman mencari aktifitas untuk bermain bersama dari lari pagi sampai bermain bola sampai sore tetapi hari ini berbeda karena musimnya bermain layang-layang permainan yang paling menyenangkan sampai tidak mementingkan pukul berapa akan pulang.
Setelah beberapa jam kemudian menandakan pukul 11.00 aldi mengajak pulang debby untuk mengehentikan permainannya.
"Kak debby pulang yuk saya laper nich ?"
"sebentar ini masih sambitan sama kak herman"
"Ok cepetan ya saya sudah lapar"
Keseruan antara debby dan herman temennya dalam pertandingan sepintas tanpa adanya hadiah bagi pemenangnya melainkan hiburan semata.
Layang-layang debby mulai mendominasi di posisi bawah untuk mensambit arah bawah layang-layang herman dan akhirnya Herman tidak mau tinggal diam, seketika herman mengarahkan layang-layangannya kearah bawah sehingga 2 layang-layang sudah dalam posisi benang menyilang jika salah satu menarik akan terputuslah dengan cepat layang-layanganya, tapi mereka tidak gegabah sama sama mencari peluang untuk tidak gegabah menarik layang-layangnya melainkan sama-sama mengulurkan benangnya sampai-sampai posisi layang-layang sangat tinggi mereka berpikir jika salah satu kalah layang-layanganya pasti akan terbang tinggi dan tak mampu di ambil kembali.
Ya sudah mereka mulai pasrah dan mulai gregetan dengan posisi yang saling ulur dan ulur sampai panjang, herman yang terkenal tarikannya kencang tidak mau tinggal diem dan sedikit emosi dan akhirnya, herman mengencangkan tarikannya. Das Das kemudian terputus salah satu layanganya.
Aldi mulai bergemuruh dengan suara yang kecang.
"yah yah yah udah bisa ketebak pasti kalah yasudah kak ayo kita pulang, cepat aku sudah lapar"
"Ya bentar ini masih gulung benangnya."
"Ya sudah saya duluan saya  ketalang duluaan, saya tunggu di sana.
"Ya, hati-hati, tunggu saya. Jangan menyebrang talang duluan sebelum ada saya."
Aldi menghiraukan nasihat dari debby kemudian langsung tancap ke talang, sesampainya ketalang aldi menunggu debby.
Talang merupakan tempat mengalirnya air sungai di atas sungai yang bentuknya seperti pipa tetapi terbelah yang terbuat dari besi berukuran lebar 1 meter cukup untuk bermain dan berselucur di dalamnya.
Dari lamanya menunggu dan tak kuat akan panasnya matahari di siang hari, aldi yang tidak sabar menunggu memutuskan untuk mandi di talang sambil menunggu debby. aldi mulai bermain air di talang, beberapa saat kemudian debby datang.
"loch malah mandi katanya lapar ?
"Kakak sich kelamaan ya udah mandi dulu, ayo kak mandi dulu, udah tidak lapar nich ntar aja makannya."
"ya sudah ayo (menaruh layang-layangannya kemudian melepaskan bajunya)."
Kemudian mereka mandi bersama di aliran air di pipa besi. Sepanjang permainan air mereka terjaldilah insiden yang tidak di sangka-sangka yang datang dari iniseatif sang adik.
Aldi, "kak coba kakak tembok airnya hadang airnya agar air semakin banyak setingga tembukan tubuh kakak, jangan dilepaskan sebelum air tinggi saya mau berenang di dalamnya."
Debby, "ok"
Air mulai naik sedikit demi sedikit sampai –sampai debby tak tahan untuk menahan airnya,
Debby, "di cepetan mandi saya tidak kuat menahannya"
Aldi. "Iya kak sebentar"
tanpa di fikirkan apa yang akan terjaldi tiba-tiba aldi naik di sela – sela besi di mana itu di gunakan untuk banyak orang melintasi talang itu untuk menuju ke sebrang, kemudian aldi melompat dari atas.
Tieng jlup jlup suara hentakan besi dan masuknya aldi kedalam air yang di tahan oleh kakaknya debby dalam posisi berenang di atasnya, tak terbanyang oleh kakaknya suara apa barusan.
Seketika aldi berdiri dengan posisi tangan di kepalanya debby sontak kaget ketika melihat adiknya bercucuran darah yang begitu banyak menutupi wajah putih adiknya aldi.
Debby mulai bingung dan ketakutan apa yang harus dilakukan antara pulang dan membereskan darah yang bercucuran di muka adiknya, tanpa piker panjang debby memutuskan untuk bergegas untuk pulang dan menghiraukan barang yang tadi ia bawa. Di gendonglah adiknya untuk menuju kerumah yang tidak jauh dari talang yang posisinya bersebelahan dengan talang.
Sampai kerumah ibu terkejut melihat aldi yang bercucuran darah.
Ibu, "Aduh nak tu kenapa, kenapa adikmu bi,"
Debby, "itu bu itu bu anu (debby bingung tak kuat mau berbicara apa kepada ibunya) anu adik waktu mandi di talang terbentur besi talang bu."
Ibu, "aduh nak kamu sudah di ingatkan jangan main-main di talang lagi apa lagi di waktu bedu’ (dzukur) seperti ini banyak setannya nak. Kalau sudah gini sapa yang sakit. Kamu juga bi sebagai kakak tidak mengerti-mengerti juga kalau tidak boleh main ya jangan main, ini dampaknya adik mu terbentur besi dan tidak cukup untuk di obati di sini, ini sudah parah dan harus di bawa kerumah sakit.
Debby, terdiam dan sedih. (didalam hatinya kenapa selalu kakak yang di salahkan padahal adik yang tidak hati-hati)
Ibu, "ya sudah aldi jangan nangis debby panggil ayah kamu di masjid belum pulang dari tadi."
Debby, "iya bu…"
Diperjalanan menuju masjid debby mulai ketakutan karena pasti seperti biasanya selalu di marahi dan di salahkan ketika ada kejadian pada adiknya.
Debby, ya sudahlah itu hal yang sudah biasa yang terpenting sekarang adik tidak kenapa-kenapa dan cepat di bawa kerumah sakit untuk di periksa dan di jahit luka yang ada di kepalanya.
Sesampai kemasjid debby melihat ayahnya yang sedang berdzikir dan kemudian menyampaikan kejadian yang terjadi.
Ternyata diluar fikiran debby, ayahnya tidak memarahi tapi langsung bergegas menuju pulang kerumah untuk melihat kondisi sebenarnya aldi.
Sesampai kerumah ayah sedikit bergemuruh dengan nada rendah sambil ganti baju untuk bersegera ke rumah sakit.
Ayah, "ya allah nak-nak kenapa selalu ada kejadian yang tidak baik seperti ini, kalau di bilangin didengarkan."
Rumah dalam kondisi hening dan tanpa suara semuanya, aldi yang posisi tadi menangis sudah mulai diam, ibu tidak berbicara apa-apa yang ada meratapi aldi yang tergeletak lemas dengan memegang kepalanya yang masih bercucuran darah meski ditutup kapas dan hansaplas, debby terdiam antara takut dan sedih.
 Ayah,"ibu ayo kita berangkat gendong aldi, dan kamu debby jangan kemana-mana jangan main-main terus, jaga rumah."
Debby, "iya yah."
Sebuah kejadian yang tidak disangka-sangka yang terjadi di siang hari ini canda tawa dihentikan dengan tangisan seorang adik yang bercucuran darah. Ungkapan kemarahan seorang ayah dan ibu pada kakak yang tidak tahu apa salahnya. Disini kesabaran seorang kakak terlihat bahwa bukan persoalan bagai mana saling menyalahkan kenakalan adik melainkan tetap memberikan tanggung jawab sebagai kakak untuk kesembuhan adik yang berawal dari kenakalannya sendiri.

Disinilah akhir dari perjumpaan kakak dan adik yang selama ini ketika dirumah, debby yang tidak terlepas dari kemarahan ayah yang berawal dari ketidak sengajaan dan kenakalan-kenakalan adik yang diperbuat. Karena esok harinya kakak bergegas untuk mulai melanjutkan sekolahnya tepatnya mondok di salah satu pesantren di Madura tepatnya di pesantren al amien prenduan sumenep. Tempat di mana paman atau adik ibu di pesantrenkan dan dekat dari tempat tinggal nenek dan jauh dari tempat tinggal kita purwosari.

Lanjut ke 5 Hari Kebagaian

No comments:

Post a Comment

Terimakasih