Waktu menandakan pukul 12.00 di mana debby
pulang dari sekolah, sesampai dirumah debby langsung bergegas ke kamar untuk
berganti baju dari seragam sekolah ke baju bermain, setelah selesai semua, debby
mulai mengambil sandal dan langsung berlari tapi tidak jauh dari jarak pintu
ayah memanggil.
"bi mau kemana sudah sholat dzuhur ?"
"sudah pak taldi di masjid berjamaah
sama teman-teman sekolah"
"sudah makan ?"
"belum yah nanti aja saya main dulu?"
"ah kebiasaan ini nanti main-main lupa
sama makan sudah makan dulu?"
"ya yah, sambil muka muram dan berjalan
menuju dapur."
Di perjalanan menuju dapur seperti biasa
selalu melihat ibu masih mengaji di samping dapur, dengan suara merdu dan agak
serak-serak basah dengan nada yang masih kental maduranya.
Debby," Bu ikan apa hari ini ?"
Ibu, "Biasa bi ikan tongkol sama tempe sama
jangan kelor"
Kemudian debby bergegas mengambil piring dan
langsung mengambil nasi dan ibu melanjutkan mengaji.
Setelah selesai makan dan menaruh piring
ketempat cucian debby langsung kembali ke tujuan pertamanya yaitu bermain.
Sebelum keluar bermain debby sempat memainkan
mobil-mobilan adiknya aldi yang baru kemarin di belikan oleh ayahnya dari
perjuangan menangis selama 2 hari agar di belikan mainan mobil-mobilan,
bersilang beberapa jam karena terlalu asyik bermain dengan mobil-mobilan adiknya
seketika roda mobil mainan aldi patah.
Suasana menjadi panas dingin antara takut dan
bingung debby mencari cara agar tidak ketahuan kalau mobil mainan adiknya
patah, sebelum mencari cara agar tidak ketahuan ternyata aldi sudah mengetahui
terlebih dahulu bahwa mobil-mobilannya patah.
"Ah ahhhhhhhha hahhhhha mobilku rusak
ahhh hemmmm" Aldi menangis
Ayah dari posisi sibuk mempersiapkan buku
pelanggannya di kamar kemudian keluar menghampiri suara tangisan aldi,,
Ayah. "Aldi kenapa nangis ?"
Aldi. "Ehmmmmmmmm mobilku rusak. Kak bebi yang
rusakin."
Ayah. "Bi kamu apain mobil-mobilannya adikmu
kok bias patah gini ?"
Debby. "Gak diapa-apain yah patah sendiri (dengan suara pelan dan takut)"
Ayah. "Kamu ini kebiasaan gak ada barang yang
awet gimana mau di belikan barang-barang bagus kalau di rusakin."
Debby. (diam
dan sedih, padahal selama ini tidak pernah meminta apa-apa )
Ketika suasana hening dan tidak ada lagi
suara tangis dan suara marah ayah, ayah mulai bergegas untuk berangkat
berdagang. Suara motor dinyalakan untuk memanaskan motornya (Yamaha
cripton) kemudian berangkatlah ke desa untuk mengunjungi
pelanggan-pelanggan dagangannya tepatnya di ba’da sholat asyar karena ayah masih menyempatkan mengimami sholat berjamaah bersama keluarga.
Tiba tiba ibu menghampiri kamar debby yang di
saat itu debby sedang berdiam diri dan aldi asyik bermain dengan mainannya,
rasa kesal mungkin ada di benak debby tapi inilah yang membedakan dari sosok
kakak aldi yang sabar dan pendiam yang membuat hati ibu ketika itu terasa di
banjiri dengan kesedihan melihat kondisi debby yang diam setelah di marahi.
Ibu. Bi yang sabar ya ayah kamu memang gitu
sudah biasa jangan di ambil hati, jangan marah sama ayah kamu karena ayah kamu
marah itu demi kebaikan kamu, agar selalu hati-hati ketika bermain. Untung
masih mobilnya yang lecet kalau kamu yang lecet gimana rugi dua kali mobilnya
rusak kamunya sakit. Sabar ya bi. Ayah kamu itu marah sama debby karena dia cinta sama debby.
Semarah-marahnya
seorang ayah ada pesan moral dalam pendidikan anak. Karena orangtua adalah guru
di setiap kebaikan anak.
Lanjut ke 4 Cinta dibalik kesabaran Kakak
No comments:
Post a Comment
Terimakasih