Suara mobil berhenti di depan rumah, rasa
penasaranku menggelitik sampai ke dasar kaki, aku berdiri dan berlari dari
posisi nyaman menonton tv, oh ternyata paman fathur bersama istri dan anak
angkatnya, kuhampiri satu persatu menjabat tangan dan menciumnya sebagai tanda
penghormatan yang muda kepada yang lebih tua, paman fathur adalah adik ke 3
dari ayah, dia merantau ke kota malang tepatnya desa pakesaji, dia tinggal dengan
istri dan anak angkatnya, dari lamanya akhir kebahagiaan di balik pernikahan
paman dan istri tak kunjung di beri sang penerus peradaban di balik indahnya
keluarga, sehingga memutuskan untuk mengangkat anak tiri, kehidupan paman jauh
berbeda dengan ayah, paman terlihat lebih mampu dan berada dibandingkan ayah,
allah memang adil dalam segala macam cara dalam memberikan keindahan disetiap
kehidupan manusia, ayah diberkahi kehadiran 3 anak dengan tahapan ujian ekonomi
yang menghampiri, pamam yang nyaman damai dalam segi ekonomi tapi allah tak
datangkan kebahagian lewat datangnya insan pelengkap hati keluarga yaitu anak.
Kedatangan paman hanyalah sebatas
silaturrahmi aktifitas rutin setiap bulan, menghempaskan rasa dekat dan damai
dalam ikatan keluarga yang rukun dan saling bekerjasama.
“Assalamualaikum, ucap salam dari paman fathur
“Waalaikumsalam, masuk paman.
“Gimana kabarmu aldi sehat
“Sehat paman
Ibu keluar dari dapur, berhenti sejekak dari
aktifitas memasak hanya untuk bersalaman dan menyambut tamu yang telah datang.
“Oh dik father, sudah lama sampai, maaf biasa
masih belum selesai masak.
“Oh tidak papa mbak, teruskan saja masaknya.
Ibu masuk kembali ke dapur melanjutkan,
menyelesaikan aktifitas memasaknya yang tinggal sedikit lagi selesai, di
dampingi istri paman yang ingin membantu ibu menyelesaikan masakannnya, serambi
berbincang-bincang dan bercerita.
Paman fathur ijin pamit sebentar untuk
kepasar dan mengajak anak tirinya, aku yang tadi menemani anaknya kembali ke
aktifitas sebelumnya nonton tv. Ibu dan istri paman masih asyik didapur
berbincang dan bercerita sambil menyelesaikan masakan yang akan dihidangkan
untuk kami.
“Mbak, kemana kak hari, belum terlihat dari
datangnya kami.
“Oh dia lagi ada urusan dia pasar untuk setor
barang ke h.dori, mungkin nanti fathur bertemu dia di sana.
H.dori merupakan bos dari toko
barang-barang yang selama ini ayah
perdagangkan, rekan kerjasama dari pekerjaan ayah selama ini, dan paman juga
termasuk bagian dari orang yang bekerjamasa kepadanya.
Aldi masih asyik menonton tv, yang tak
terihat bosan dengan acara televisi yang ditontonnya, ibu yang masih belum
selesai memasak, berbincang-bincang dengan isttri paman seolah-olah kegiatan
memasaknya hanya sebatas penghantar perbincangannya saja sehingga masih nyaman
dengan wangi-wangi bumbu masakan ibu. Di sela-sela perbincangan ibu
memanggilku.ada apakah ibu memanggilku, mungkin ibu akan menyuruhku beli garam
atau gula. Tapi ternyata tidak ibu memanggilku hanya untuk menyampaikan bahwa
ijlal akan mondok, ijlal anaknya paman fathur mau mondok, sontak kaget dari
mulut aldi, menanyakan kebenarannya.
“Wich keren bener mbak, ijlal mau mondok,
mondok dimana, emang ada pondok buat anak kecil”.tanya aldi pada ibu ijlal.
“Iya, mau di pondok kan di malang bululawang
pesantren mamba’unnur tempat mas heril putra dan putri paman ayah kamu mondok.
“oh wah seru donk mondok”
aldi yang selama ini membayangkan begitu
indahnya suasana pondok yang dikelililingi banyaknya teman dari berbagai kota,
aktifitas yang seru dan mengasikkan, yang selama ini terbayang dari sebatas
cerita sang kakak aldi, debby.
“Bu, saya pengen di pondokkan juga, seperti
dik ijlal.ya ya ya.
“ehm jangan,
pasti kamu tak betah dan tak nayaman merasakan kejauhan dari pelukan
ibu” jawab sang ibu membalas keinginan aldi, dalam hati ibu ingin sebenarnya
memondokkan aldi, tapi uang masuk pesantren tidaklah sedikit banyak kebutuhan
untuk masuk ke pesantren tidak lagi harus menjenguk dan menyiapkan uang jajan.
Kakaknya saja lama tak dikunjungi masih mikir bagaimana membayar dan melunasi
kekurang uang yang belum terbayarkan, kini aldi mulai berkeinginan , terlalu
tiba-tiba dan tak ada persiapan.
“jangan nak, sudah kurang sebentar lagi,
sekolah kamu di MI (madrasah ibtidaiyah) nanti saja ketika sudah lulus baru ke
pesantren seperti kakakmu.
“tidak bu, saya pengen mondok sekarang aja
seperti ijlal, menemani ijlal yang tidak ada temannya ibu” jawab aldi memaksa
untuk tetap mondok.
“ya sudahlah saya tanyakan dan bicarakan
nanti sama ayahmu.
Waktu terlihat mulai semakin menempati jam
sore perbincangan-perbincangan sudah tak terbaca lagi arah pembahasannya, hanya
sekilas terdengar bahwa ibu mengiyakan keinginan aldi mondok, ketika istri
paman meminta untuk mengijinkan aldi menemani ijlan anaknya. Urusan keuangan
pertamanya akan dibantu olehnya, ibu dan ayah ijlal.
Beberapa menit kemudian paman memohon ijin
untuk pulang disertai dengan berjabatan tangan dan disusul oleh istri dan
anaknya, sekilas paman menyampaikan kepada aldi “persiapkan semuanya ya di lusa
sudah mulai harus berangkat ke pondok.
“iya paman.
Paman
dan keluarnya sudah masuk kemobil dan mulai menjauh dari rumah mengencangkan
gas mobil terlihat ingin segera sampai kehalaman rumah yang setengah hari
ditinggalkan,
Ibu dan ayah masuk ke kamar memikirkan dan
melanjutkan perbincangan yang masih
bingung atas kemauan aldi yang tidak bisa lagi di rayu dan ditawar, keinginan
kuat aldi untuk mondok membuat ibu dan ayah kesulitan untuk mempersiapkan
segala macam yang dibutuhkan salah satunya perizinan pindah sekolah dari kepala
sekolah, tingkah laku aldi yang semakin hari semakin membuat tidak nyaman ayah
dan ibunya tapi apalah berdayanya orang tua yang telah diamanahkan seorang anak
yang terkadang membahagiakan dan menyakitkan oleh tuhan, inilah bukti tanggung
jawab orang tua di mata tuhan sebesar apapun masalah tetap di hadapi sebagai
bukti tuhan mencintai dan dicintai.
Terimakasih ya allah swt kau masih memberikan kemudahan di setiap
permasalahan yang kau beri, kami yakin hikmah dan kebahagianmu selalu
menghampiri kami, panjatan doa yang selalu tak henti-henti dari mulut dua insan
yang selalu mengetuk pintu hati tuhan dengan lantunan doa disetiap sujudnya
membuktikan teguhnya iman dan taqwa.
lanjut ke 12 Ibu,ayah meneteskan air mata 1
No comments:
Post a Comment
Terimakasih